Jumat, Juli 24, 2015

Ramadhan Holiday 2015 - Day 14 - Copenhagen


   
Ramadhan Holiday 2015 - Day 14 - Copenhagen

Ini adalah hari terakhir liburan yang cukup panjang ini. Tidak ada acara khusus dan hari ini hanya diisi dengan buang waktu sambil menunggu penerbangan menuju ke Istanbul dan lanjut ke Jakarta. Kami hanya menghabiskan waktu berjalan-jalan di tempat di mana kami kunjungi kemarin sambil makan siang.
Liburan selama 15 hari memang melelahkan dan rasanya agak terlalu panjang. Kami atau tepatnya saya sendiri mulai merasakan kejenuhan sejak hari ke 9 - 11. Kebetulan perjalanan di hari ke 9 dan 11 banyak didominasi oleh naik bus, mulai dari kota Hamar ke Voss lalu menuju Bergen dan lanjut ke Oslo. Kalau seandainya saya harus mengulangi lagi tour Ruscan ini, saya akan terbang dari Stockholm menuju ke Bergen, tinimbang menghabiskan waktu 2 hari penuh di perjalanan bis. Dan juga menginap di kawasan Gelio, instead of Bergen. Bisa banyak pengalaman menarik yang dialami di kawasan Voringfoss dan Taman Nasional Hardangervidda dekat kawasan Gelio. Dengan beberapa penyesuaian dan tentu saja sedikit tambahan biaya, perjalanan akan jauh lebuh efisien dan tidak melelahkan. Mungkin ini bisa menjadi masukan bagi ATS.

Secara umum Tour Ruscan ini menyenangkan dan worthed for the value of money. Di samping penerbangan jarak jauh menggunakan Turkish Airline, ada juga penerbangan pendek dari Moscow menuju ke Saint Petersburg. Ada 1 perjalanan dengan kereta api, yaitu dari Saint Petersburg menuju ke Helsinski. Ada 2 overnite cruise, yaitu Helsinki menuju Stockholm dan dari Oslo menuju ke Copenhagen. Sisanya perjalanan menggunakan bus. Makanan seluruhnya disediakan oleh ATS kecuali makan siang di hari terakhir. Ini buat sebagian orang sangat menguntungkan karena kalau makan sendiri maka budgetnya bisa sangat membengkak. Tetapi bagi sebagian lainnya yang kepingin lebih banyak mencicipi "nuansa lokal" menjadi kurang pas, terutama dalam soal alokasi waktu. Ya tetapi ini sih soal selera. Ndak mungkin bisa memuaskan seluruh pihak. Yang perlu diperbaiki adalah pilihan menunya terutama di Russia yang tiap hari kita makan dengan menu "stroganoff". Chinese food di beberapa lokasi juga perlu di tambah menu dagingnya, bukan melulu ijo royo-royo dengan secuil daging aja. Pilihan hotelnya sih sudah ok. Hanya di 2 hotel terakhir, yaitu di Oslo dan Copenhagen ruangan dan ranjangnya terlalu kecil untuk 2 orang. Di luar semua masukan itu, tour ini sangat menyenangkan. Beragam karakter peserta tour yang berbeda-beda bisa tidak timbul konflik yang signifikan. Ndak gampang menyatukan 26 orang yang berbeda dalam 1 kepentingan. Ini semua tentu tak lepas dari peran kepemimpinan Jerry, the Tour Leader, yang memang mumpuni. Jerry juga sangat helpful dalam soal tamu, terutama dalam menangani perpindahan dari satu hotel ke hotel lainnya. Saya berani mengatakan "he is one of the best Tour Leader yang pernah saya ikuti".

Ritual photo stop, yaitu mampir, foto dan jalan lagi adalah ritual rutin orang mengikuti perjalanan wisata pakai tour. Dalam tour jenis ini yang paling diutamakan adalah "orang"nya bisa berfoto ria di depan bangunan atau obyek yang dikunjungi, baik itu dijepret orang lain, maupun selfie dengan atau tanpa tongsis. Trus yang lebih "penting" lagi adalah upload foto di facebook, instagram atau media sosial lainnya. Soal sejarah tempat yang dikunjungi dianggap "tidak penting".  Dan saya amati fenomena ini bukan hanya fenomena turis Indonesia, tetapi turis dari seluruh dunia tanpa kecuali. Saya yakin jumlah upload foto di facebook atau instagram mengalami peningkatan traffic yang drastis selama bulan liburan ini. Jarang orang yang kepingin tahu latar belakang obyek yang dikunjungi, apalagi menuliskannya dalam sebuah kisah perjalanan secara runut dan tertib. Lebih banyak yang berprinsip "Foto mewakili seribu kata dan cerita." Bener juga sih. Cuman saya mencoba keluar dari pakem ini dan saya menikmati ketika membaca ulang kisah perjalanan wisata dari blog saya. Ini sekaligus sebagai latihan olah bahasa tulis popular, agar ndak melulu bergumul dengan bahasa tulis akademis atau malahan hanya bahasa lisan.

Soal photo stop, aku sampai di"bully rekan fotografer senior waktu beliau melihat fotoku lagi nenteng kamera pakai flash "kok bisa-bisanya motret landscape pakai flash yang nangkring di body kamera". Ha... suatu komentar yang jenius dari seorang pakar. Persoalannya adalah istri dan anak-anakku yang selalu siap "jadi model" di hampir semua spot. Jadi ya kudu selalu siap dengan flash untuk fill in biar ndak back lit. Kalau dilihat ama fotografer senior ya jadi lucu. Motret landscape kok pakai flash. He…

Belajar dari pengalaman soal kamera, menenteng kamera big body seperti 1 Dx di acara seperti ini rasanya kurang pas. Di satu sisi kabotan sekali, karena body kamera dan lensa bisa mencapai sekitar 4 kgs. Ndak praktis dan bikin badan pada pegel menenteng kamera segedhe bagong. Tetapi kalau dipikir lagi, sudah pergi sejauh ini, kenapa ndak mau diabadikan dengan kamera terbaik. Ya akhirnya komprominya adalah dengan memakai belt perut agar ndak terlalu capai dan cukup hanya membawa 1 lensa. Yang ndak perlu dibawa adalah segala macam filter beserta seluruh pendukungnya, wong emang ndak bakalan punya waktu buat ambil moment bagus dan setting tripod + filter segala. Kalau emang perginya khusus ama tukang potret baru ini merupakan perlengkapan wajib bawa.

Soal pakaian, saya juga belajar sesuatu bahwa untuk trip selama 15 hari, cukup dipenuhi 14 hari pakaian dalam, maksimal 7 buah kaos dan sandal yang nyaman. Kaos dan sweater dengan mudah kita bisa beli di tempat-tempat wisata yang kita kunjungi. He… dari seluruh peserta tour ternyata saya yang pakai sandal sendirian. Lainnya pakai sepatu keren-keren. Saya sengaja pakai sandal karena jauh lebih nyaman buat jalan-jalan, walaupun juga bawa sepatu, tapi ternyata ndak pernah dipakai.

Tepat jam 2 siang kami sudah memasuki bandara Copenhagen. Terpaksa menunggu karena check in counternya baru mulai buka jam 3 sore. Saya perhatikan dalam perjalanan menuju ke Istanbul hampir semua peserta terlelap dalam tidur. Mungkin kelelahan atau menyesali, kenapa perjalanan ini cepat berakhir. He…