Kamis, Agustus 15, 2013
Day 8 - Vienna
14 Agustus 2013
Day 8 - Vienna
Hari ini tour kami menyusuri kota Vienna, yang terkenal sebagai "the city of music" karena disinilah "pusat musik" dunia, dimana tokoh-tokoh musik klasik berkembang dengan pesat, seperti Mozart, Ludwig van Beethoven, Strauss dan masih banyak lagi. Kota ini juga dikenal dengan nama "the city of dream" karena di kota inilah lahir dan dibesarkan tokoh psiko-analis yang sangat terkenal, yaitu Sigmund Freud. Di samping itu, pemimpin German yang sangat terkenal sepanjang masa, Adolf Hitler, juga dilahirkan dan dibesarkan di kota ini sebelum Hitler migrasi ke German dan menjadi penguasa yang membantai jutaan orang Yahudi pada masa sebelum sampai saat Perang Dunia kedua. Kota ini juga menjadi pusat kekuasaan Dinasti Habsburg yang pernah menguasai hampir seluruh daratan Eropa Tengah, yang wilayahnya meliputi 17 negara (Astro Hungaria). Salah satu pemimpin Dinasti Habsburg yang paling terkenal dalam menaklukkan bangsa-bangsa di Eropa Tengah adalah Maria Teresa, anak perempuan dari Raja Charles I. Posisi Ratu Maria Teresa sebagai pemimpin negara jelas melanggar pakem yang saat itu berkembang di Eropa di mana kekuasaan kebanyakan ada di tangan seorang Pangeran. Di samping sebagai penguasa, Maria Teresa juga dikenal sebagai istri yang produktif. Dari perkawinannya dengan Pangeran Franks Stephen, dia memiliki total 16 anak, yang terdiri dari 4 orang anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Mamamia..... kalau anak pertama lahir pada usia 24 tahun, dan tiap tahun beranak, maka baru berhenti beranak pada usia 40 tahun. Sulit dibayangkan bagaimana kesibukan memimpin peperangan dan penahlukkan musuh dari atas ranjang persalinan. He....
Di samping rajin berperang, Maria Teresa juga rajin membangun istana. Total dinasti kerajaan ini memiliki 17 istana di wilayah yang dikuasainya. Pagi ini kami berkesempatan mengunjungi salah satu istana musim panasnya yang terkenal, yaitu Istana Schonbrunn. Istana Schonbrunn ini dibangun 320 tahun yang lalu dan merupakan replika dari istana Versailess di Paris. Istana ini sempat luluh lantak dihajar tentara sekutu dalam perang dunia kedua dan direstorasi sesudah perang. Sekarang istana ini digunakan sebagai obyek wisata yang menarik hampir 10.000 pengunjung setiap harinya. Istana Schonbrunn ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan istana musim dingin yang terletak di pusat kota Vienna. Istana musim dinginnya sendiri saat ini masih digunakan sebagai tempat kediaman dan pusat pemerintahan Austria saat ini.
Tour di dalam istana musim panas Schonbrunn berlangsung hanya 40 menit dan sama sekali tidak diizinkan untuk memotret. Walaupun ornamen-ornamen istananya cukup megah, tetapi menurut saya masih jauh lebih sederhana dibandingkan dengan istana Versailess di Paris. Ruangan-ruangannya pun relatif lebih kecil. Sesudah tour di dalam istana, dilanjutkan dengan melihat taman di halaman istana yang luas. Saya membayangkan bahwa kekuasaan Dinasti Habsburg ini mungkin mirip dengan kekuasaan kerajaan Majahpahit di Indonesia pada jaman dahulu. Bahkan mungkin wilayah kekuasaan Majapahit jauh lebih luas, bahkan pernah sampai ke daerah Monggol. Sayang peninggalan Majahpahit tidak sedahsyat peninggalan kerajaan-kerajaan di Eropa. Saya juga membayangkan orang-orang hebat yang dimiliki Indonesia pada jaman dahulu, seperti Ronggowarsito. Seandainya dia hidup di benua Eropa, pasti namanya jauh lebih melegenda. Pada jaman itu seorang Ronggowarsito sudah mampu menulis ramalan yang menggemparkan dunia. Sayang dia hidup di budaya Indonesia. Buat perbandingan yang ekstrim, jaman baheula seorang Albert Einstein kejatuhan buah apel akhirnya mampu menemukan gravitasi. Di Indonesia saat ini, orang kejatuhan cecak masih dianggap mau kena petaka. Betapa ironisnya ya.
Menurut local guide, Dinasti Habsburg runtuh sejak kekalahan Austria dalam perang dunia pertama. Keluarga Habsburg sendiri saat ini sudah tercerai berai dan banyak yang tinggal di luar Austria. Mereka memang masih memiliki kekayaan yang cukup besar, tetapi tidak memiliki kekuasaan secara politik sama sekali. Bahkan di antara mereka banyak yang saling bertengkar memperebutkan harta yang tersisa. Austria sendiri menelan kekalahan pada perang dunia kedua melawan pasukan sekutu. Akibatnya kota Vienna nasibnya sama dengan Berlin, yaitu di bawah kekuasaan 4 pihak, yaitu Uni Soviet di satu sisi dan kekuasaan Inggris, Perancis dan Amerika Serikat di sisi yang lain. Masih beruntung bahwa kotanya tidak disekat oleh tembok seperti yang terjadi di Berlin. Dan lebih beruntung lagi bahwa sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1989, banyak investasi asing yang masuk besar-besaran ke Austria dibandingkan dengan ke negara-negara ex Komunis murni yang di bawah kekuasaan Uni Soviet murni seperti Ceko, Slovakia, Estonia, Burgaria, Hungaria. Sehingga Austria bertumbuh sangat pesat sejak saat itu dan data yang diterbitkan oleh The Economist Intelligent Unit, menempatkan kota Vienna sebagai the most livable city di tahun 2005 bersama dengan kota Vancouver di negeri kulkas Canada dan di tahun 2012 menduduki ranking kedua sesudah Melbourne. Ketika data ini saya konfirmasi ke local guide, dia menjelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota Vienna memang sangat rendah dan tingkat penganggurannya juga hampir nol. Rata-rata pendapatan penduduk kota Vienna adalah EUR 2500 per bulan netto dengan tingkat pajak yang cukup tinggi.
Di Austria sendiri ada 4 jenis industri yang menunjang pertumbuhan ekonominya saat ini. Industri yang pertama adalah industri pariwisata. Austria memiliki minimal 3 kota yang menjadi tujuan utama wisatawan mancanegara, yaitu Vienna, Insburg dan Salsburg. Insburg letaknya di timur Austria dekat dengan Switzerland dan terkenal sebagai resort musim dingin. Ada sebuah rumah kecil beratap emas yang menjadi point of interest. Insburg sendiri pernah menjadi tuan rumah olimpiade musim dingin. Sementara Salsburg terletak di utara dekat perbatasan dengan German. Di kota inilah tempat kelahiran Mozart dan terkenal dengan kota tempat film legendaris "Sound of Music". Kedua kota kecil itu penduduknya hanya sekitar 300.000 jiwa, tetapi jumlah turisnya bisa mencapai 5 juta per tahun. Di samping industri pariwisata, sektor lain yang menopang pertumbuhan ekonomi Austria adalah industri besi dan baja, industri kimia serta industri elektronik.
Seusai dari istana Schonbrunn, kami mengunjungi alun-alun Santo Stephen (Saint Stephen Platz). Di alun-alun ini berdiri sebuah gereja kuno yang sangat indah, yaitu Katedral Saint Stephen. Tinggi menaranya mencapai 137 m dan saat dibangun, ini menjadi salah satu bangunan tertinggi di masanya. Di gereja itu terdapat makam Raja Frederick yang terkenal. Acara city tour berakhir tengah hari dan seperti biasa dilanjutkan dengan acara bebas alias shopping. Saya sendiri sudah benar-benar bosan dengan acara shopping ini. Jadi saya hanya menunggu di satu cafe dan pindah ke cafe lain sambil jagain anak-anak yang punya selera toko yang berbeda dengan mummynya. Secawan anggur merah dan kopi expresso Dopio menjadi teman yang setia.
Akibat bosan menunggu keluarga yang shopping, iseng-iseng saya mencoba jeprat-jepret foto menggunakan lensa medium. Ternyata banyak obyek candit yang menarik dan lucu-lucu. Tentu saja yang bening-bening ndak lewat dari jepretanku. Supaya subyeknya ndak sadar difoto, aku pura-pura motretin bangunan toko dan gedung-gedung sekitar. Sayang ndak bawa lensa tele. Kalau pakai tele hasilnya akan lebih muantap lagi. He....
Acara jalan-jalan tour ke Eropa Timur berakhir malam ini dan ditutup dengan makan malam bersama di restaurant Thailand, walaupun acara tournya masih dilanjutkan besok pagi sebelum malam harinya persiapan kembali ke Jakarta. Secara simbolik saya diminta mewakili rekan-rekan peserta tour untuk menyerahkan tip kepada pengemudi bus, Mr. Sdenek, yang sudah menemani kami selama 7 hari berturut-turut. Sdenek orangnya cukup ramah, walaupun nyetirnya kadang agak ugal-ugalan untuk standard pengemudi bus wisata di Eropa. Sdenek bercerita bahwa besok dia harus menempuh perjalanan sejauh 1500 km menuju ke Bucharest untuk menjemput rombongan tamu dari Korea yang akan memulai tournya dua hari lagi. Total tournya 9 hari dan total perjalanan dengan rombongan Korea adalah 6.000 km. Gile berarti menjadi supir bus wisata benar-benar ndak bisa ketemu keluarga secara rutin. Hidupnya habis di atas roda kalau siang hari dan di hotel kalau malam hari. Suatu perjuangan yang tidak mudah dan tentunya sangat melelahkan. Terima kasih Sdenek. Hati-hati dijalan karena nyawamu dipertaruhkan setiap hari.
Ini adalah malam terakhir di kota Vienna. Suatu perjalanan panjang yang indah. Semoga malam ini bisa tidur nyenyak agar besok fit menghadapi perjalanan panjang kembali ke tanah air.