Ramadhan Holiday 2015 - Day 12 - Oslo
Pagi ini perjalanan wisata kami dilanjutkan dengan city tour di kota Oslo. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah City Hall. Bentuknya sangat mirip dengan Stockholm City Hall, yaitu ada tangga memanjang di salah satu sisinya. Di tempat inilah pemenang hadiah Nobel perdamaian diumumkan pada tanggal 10 Desember. Seperti sudah dijelaskan ketika mengunjungi Stockholm, khusus untuk Nobel Perdamaian memang tetap diumumkan di Oslo karena dulunya Norwegia adalah bekas jajahan Swedia. Tidak ada hal istimewa lain di Oslo City Hall, yang sampai saat ini masih dipakai sebagai pusat pemerintahan kota Oslo.
Dari situ kami mengunjungi Opera House, yang terletak di sebelah stasiun kereta api utama kota Oslo. Dari kejauhan bentuknya menyerupai kapal. Bangunan "miring" ini relatif masih sangat baru, dan selesai dibangun tahun 2007. Di theater utamanya, Opera House ini mampu menampung 1364 penonton, di samping ada 2 theater kecil yang bisa menampung 200 dan 400 penonton. Kami tidak sempat masuk dan hanya berfoto ria di depan bangunan tersebut. Buat orang Indonesia gedung opera adalah sesuatu yang terasa "asing". Dalam benak hati, sayapun bertanya, apaan tuh, karena ini bukan hal yang jamak di negeri kita. Yang saya tahu di Jakarta kalau nonton pertunjukkan biasanya di Gedung Dewan Kesenian Jakarta atau di Taman Ismail Marzuki. Kita rasanya ndak punya tradisi "theater" yang kuat deh, padahal kita punya sekolah tinggi seni yang cukup beken, yaitu Institut Kesenian Jakarta. Dan aku sendiri sudah jadi pengajar tetap di Pascasarjana IKJ untuk mata kuliah Entrepreneurship, atau istilah kerennya "Business for Artists", sejak tahun 2010. Keren khan? Tapi tentu saja tidak semua mahasiswanya adalah artis-artis sinetron yang bahenol. He....
Tempat ketiga yang kami kunjungi adalah Vigeland Park, atau nama sebenarnya adalah Frogner Park. Taman ini terdiri dari 3 lantai. Total di dalam taman terdapat 212 patung yang terbuat dari granit yang kesemuanya patung telanjang yang dibuat oleh Vigeland Gustav dan selesai tahun 1944. Keseluruhan patung itu menggambarkan kehidupan manusia mulai dari lahir sampai meninggal. Yang paling terkenal adalah patung Angry Boy, yaitu patung seorang anak usia belasan tahu yang telanjang dan wajahnya menunjukkan ekspresi kemarahan. Patung lain yang menarik adalah patung sepasang laki-laki yang bisa dipersepsikan sebagai pasangan "gay". Ini menarik karena di kota Oslo orang dijamin tidak akan mengalami diskriminasi hanya karena soal gender ataupun orientasi seksualnya. Jadi benar-benar setiap orang punya hak yang sama. Bahkan di brosur yang saya temukan semalam di Hotel Scandic Oslo, ada iklan bar dan nite club yang positioningnya emang buat LGBT. Yah, itulah Norwegia, yang memang terkenal sangat anti diskriminasi.
Memasuki "lantai kedua" terdapat air mancur (atau mungkin lebih tepatnya air muncrat kali ya). Yang menjadi point of interest adalah Monolith yang terletak di "lantai ketiga". Monolith adalah semacam monumen dengan ketinggian 14,12 m yang tersusun dari 121 patung tersusun menjadi satu membentuk sebuah monumen. Kebetulan cuacanya pagi ini sangat bagus, sehingga bagus sekali buat berfoto ria di taman tersebut.
Sebelum makan siang kami mengunjungi Viking Ship Museum yang terletak di kawasan Bygdoy Oslo. Museum ini adalah bagian dari Museum of Cultural Art dari Universitas Oslo, sebuah Universitas terbesar di Norwegia. Bangunan museumnya sendiri relatif sederhana dan koleksi 3 buah perahu dan artefak lainnya juga tidak terlalu istimewa. Yang paling menarik tentu saja perahu perang Viking yang konon sangat terkenal. Bagi kita orang Indonesia, terutama yang tidak tertarik pada sejarah tentu tidak mengenal siapa yang dimaksud dengan Viking. Ya maklum, waktu jaman Viking kita semua belum lahir. Ha...
Bagi bangsa Scandinavia, khususnya bagi bangsa Norwegia, Viking adalah sebuah catatan sejarah yang tidak bisa diabaikan.
Viking adalah sekelompok orang Scandinavia yang menjelajah sampai ke kawasan Inggris, Russia, German, Eropa Timur, Afrika Utara, Constantinopel, Mediterania, Asia Tengah, bahkan sampai ke Amerika Utara pada abad ke 8 sampai abad ke 11. Bahkan beberapa temuan arkeologi menunjukkan bahwa bangsa Viking pernah menakhlukan Bagdad (Irak) pada abad ke 10, yang saat itu menjadi pusat penyebaran agama Islam. Bangsa Viking terkenal karena kekejamannya dalam menguasai daerah yang sudah ditahlukannya. Prajurit Viking yang biasa digambarkan sebagai seorang prajurit yang tinggi besar, wajah anggun dan bertopi baja, dengan pedang di tangan kanan menjelajah melalui laut Baltic dan laut Norwegia menggunakan perahu karena memang sangat terkenal keahliannya dalam bidang pelayaran.
Sampai saat ini masih menjadi perdebatan antar sejarawan di Norwegia, apa sebenarnya motivasi dari Viking. Satu teori mengatakan bahwa Viking muncul sebagai bentuk perlawanan atas kekuasaan Charles the Great yang dinobatkan menjadi the "Emperor of Europe" oleh Paus Leo III dan bermaksud mengkristenkan seluruh wilayah Eropa, termasuk Scandinavia. Teori lain mengatakan bahwa Viking muncul semata-mata karena keinginan untuk berdagang dan memang bangsa Viking ini sangat ahli dalam tehnologi pelayaran pada masanya. Apalagi saat itu kerajaan Inggris sedang lemah akibat pertempuran internal antar anggota kerajaan dan ekspansi agama Islam ke Eropa menyebabkan menurunnya volume perdagangan di Eropa. Bangsa Viking memiliki kejayaan pada awal abad 8 sampai abad 11. Pada abad ke 11 sejak semakin merasuknya kekristenan di kalangan istana raja-raja di Scandinavia terutama di Denmark dan Nowegia, Viking semakin terdesak dan melemah. Salah satu benturan utama antara Viking dengan kekristenan adalah soal perbudakan. Viking mengandalkan konsep perbudakan dalam melakukan penahlukan wilayah dan itu ditentang oleh ajaran kekristenan yang saat itu dianggap sebagai satu-satunya kebenaran di kawasan Eropa. Di sisi yang lain semakin menguatnya agama Islam, terutama sejak kemenangan kekaisaran Islam di kawasan Spanyol Selatan, semakin melemahkan tentara Viking. Akhirnya pada akhir abad 11 Kerajaan Viking runtuh. Peninggalan-peninggalan historisnya dipamerkan di Viking Ship Museum yang kami kunjungi hari ini. Sebuah catatan sejarah yang menarik bagi bangsa Norwegia.
Tempat terakhir yang kami kunjungi adalah Holmenkollbaken Ski Jump yang terletak di kawasan Holmenkollen Oslo. Dari sini kita bisa melihat kota Oslo dari ketinggian. Ini adalah salah satu arena ski jump yang paling tua. Holmenkollen sudah menyelenggarakan Holmenkollen Ski Jump Festival sejak tahun 1892. Ini pernah juga digunakan sebagai arena ski jump di Olimpiade Musim Dingin tahun 1952 dan beberapa kali digunakan di ajang pertandingan ski jump tingkat dunia. Ketinggian Holmenkollen saat ini adalah 142.5 m, setelah mengalami renovasi selama 19 kali, termasuk renovasi total di tahun 2010. Karena ini musim panas, maka ndak ada aktivitas apa-apa di sana, kecuali flying fox menyusuri di atas arena luncuran ski. Seandainya punya waktupun aku ndak berani meluncur di ketinggian seperti itu. Sadar diri kalau aku dah tua dan ndak punya keberanian seperti dulu lagi. Ya jadinya kami hanya mampir berfoto sebentar di tempat itu.
Sore harinya kami langsung check in di DFDS Cruise menuju ke kota Copenhagen. Ini adalah overnite cruise kedua setelah sebelumnya kami naik kapal cruise juga dari Helsinki menuju ke Stockholm. Asyik juga sih perjalanan begini. Bisa ngirit waktu enrouting dan bagi tour operator juga bisa ngirit hotel. Bagi kita juga bisa mendapatkan pengalaman "tidur goyang-goyang" diterpa ombak di tengah lautan. Cuman kali ini emang goyangannya jauh lebih terasa dibandingkan rute sebelumnya. Istriku sampai terkapar di dalam kamar sementara aku kebingungan mencari anak-anakku yang entah "hilang" (baca: bermain) ke mana bareng ama peserta tour lain. Kebetulan jaringan wifi hanya ada di seputaran deck 7 aja, jadi tanpa alat komunikasi ya nyarinya mabok juga. Untung akhirnya ketemu. He....