Sabtu, September 01, 2012

Day 12

Day 12 - August 28, 2012 Hari ini adalah hari terakhir bagi rekan-rekan peserta tour yang ikut rombongan Steven naik SQ. Jadi jadwal tournya simple, yaitu pagi sampai siang belanja di Woodbury, lalu selesai makan siang rencananya mengantar mereka ke bandara dan malamnya acara bebas. Ngak ada lagi jadwal mengunjungi tempat-tempat yang menarik, atau menempuh perjalanan yang panjang naek bus. Sementara group saya masih 2 malam lagi di New York dan akan pulang pada tanggal 30 September 2012. Woodbury adalah semacam kompleks pertokoan yang terletak di Utara kota New York dan berjarak kira-kira 1.5 jam dengan bus dari New Jersey. Berbagai macam barang dagangan mulai dari kelas factory outlet kelas menengah sampai branded dijual di masing-masing gerai. Ada lebih dari 100 gerai berkumpul di satu kompleks seluas kira-kira 4 ha. Saya jadi ingat konsep jualan seperti ini, yaitu discounted branded store yang terletak di satu kompleks di luar kota, pernah saya temui di kota Paris. Aku ndak ingat namanya, tapi terletak sekitar hampir 1 jam perjalanan dengan kereta menuju ke arah Paris Disneyland. Kalau ndak salah sekitar 1 station sebelum Paris Disneyland. Discount yang ditawarkan memang cukup besar, bahkan beberapa gerai menawarkan 50% + 20%. Menurut saya barang yang dijual di sini adalah barang-barang off season yang modelnya memang sudah agak ketinggalan. Buat saya aktivitas belanja tidak menyenangkan, apalagi di tengah matahari yang kadang panas menyentak, kadang redup di balik awan. Tapi kewajiban ternak-teri terpaksa aku jalani, walaupun di beberapa gerai saya hanya menjadi penunggu duduk di luar gerai. Sengaja memang disediakan kursi, mungkin emang diperuntukkan untuk orang-orang seperti saya yang enggan keluar masuk gerai tapi terpaksa harus menemani belanja. Waktu 3.5 jam menurutku cukup lama, ternyata sangat singkat di mana istriku. Belum seluruh toko dijelajah dan ditelusuri. Aku sendiri hanya beli beberapa baju kerja karena ternyata di sini aku bisa dapat ukuran bajuku, 17.5 - 18.0 untuk leher dan 36 - 37 untuk lengan. Satu gerai yang paling favorit di Woodbury adalah gerai Samsonite. Seolah sudah menjadi pakem kalau bepergian keluar negeri koper pasti beranak pinak. Hampir semua peserta tour membeli koper di Samsonite, apalagi di gerai itu ada discount sebesar 50 persen untuk second item. Ini memicu orang untuk beli 2 biji atau 2 keluarga patungan beli masing-masing satu. Hakekatnya dengan penawaran seperti ini besarnya discount yang sebenarnya hanya 25%. Keluarga saya sendiri beli koper baru 1 unit, patungan dengan keluarga Subekti. Sebenarnya tujuan membeli koper baru adalah untuk mengurangi beban 3 koper yang sudah ada. Tetapi ternyata pulang dari Woodbury aja koper yang baru langsung penuh dengan belanjaan. Wah ini mah bakalan mesti beli koper lagi nih. Apalagi menurut Steven untuk keluar dari Amerika, setiap penumpang pesawat boleh 2 buah membawa check-in lugage dengan berat maksimal tiap koper 25 kg. Kalau lebih dari 25 kg maka akan dikenakan denda yang cukup mahal. Selesai dari Woodbury kami makan siang di Chinese resto di daerah Flushing, Borough Queen. Borough kalau di Jakarta adalah semacam Kodya seperti Jakarta Barat, Timur, Utara, Selatan dan Pusat. Sedangkan New York City itu semacam DKI Jakarta, tapi kalau di NYC pemimpinnya bukan setingkat Gubernur, tetapi hanya Walikota. Gubernur adalah istilah pemimpin untuk tingkat negara bagian. NYC dipimpin oleh seorang Walikota dan daerahnya terdiri dari 5 Borough, yaitu Manhattan, Brooklyn, Queen, Bronx, dan ...... Saat ini Walikota New York City adalah seorang yang sangat terkenal, yaitu Michael Bloomberg, seorang konglomerat dan politikus yang bahkan bisa terpilih menjadi Walikota untuk ketiga kalinya. Padahal konstitusi di Amerika mensyaratkan bahwa maksimal seorang Walikota, Gubernur dan Presiden hanya bisa menjabat selama 2 periode. Saya ndak tahu dan tidak mendapat penjelasan yang memadai, bagaimana Michael Bloomberg bisa terpilih sampai 3 periode. Yang jelas Bloomberg sangat berhasil melakukan reformasi kota New York dan menjalankan pemerintahan dengan benar dan bersih. Bahkan Bloomberg sama sekali tidak digaji oleh APBD karena dia emang sudah sangat-sangat kaya. Bloomberg lah yang berhasil mengurangi tingkat kejahatan kota New York secara sangat drastis dan melakukan pembangunan yang banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang dipimpinnya. Mungkin kalau di Indonesia setara dengan Jokowi di Solo yang sukses memimpin kotamadya Solo. Dengan pengalaman yang dimiliki Bloomberg dalam mengatasi persoalan kota metropolitan sebesar New York, menurut saya seandainya terpilih maka Jokowi harus belajar dari Bloomberg. Kompleksitas masalah di Jakarta tidak sesederhana Solo, sehingga walaupun Jokowi sukses di Solo, belum tentu strategi yang sama berhasil diterapkan di Jakarta. Kami ber 11, yaitu keluarga saya 4 orang, keluarga Subekti 4 orang dan keluarga David 3 orang, memisahkan diri dari bus yang akan mengantarkan group SQ ke bandara.Kami hendak langsung jalan menuju ke down town New York. Acara perpisahan dan salam-salaman berlangsung penuh haru. Sudah 12 hari lamanya kami bersama setiap hari, menikmati perjalanan tour yang berkesan. Suka dan duka kami nikmati bersama, termasuk sama-sama pantatnya tepos gara-gara kebanyakan duduk. Untung sudah di "normal"kan kembali di New York dengan shopping selama 2 hari. Kami bersebelas berjalan kami menyusuri Main Road di district Flushing. Ternyata tidak mudah mencari subway station di daerah ini. Kami harus berjalan kira-kira 30 menit baru menemukan subway station. Sepanjang perjalanan kami sama sekali tidak merasa sedang ada di New York atau Amerika, tetapi persis di China atau Hong Kong. Jarang terdengar percakapan menggunakan bahasa Inggris, karena semuanya didominasi oleh bahasa China atau Kongfu. Penjual tokonya Chinese, papan nama tokonya ada huruf dewanya, pembelinya Chinese dan orang yang lalu lalang juga hampir semuanya Chinese. Aku hanya lihat segelintir bule, hispanik dan orang kulit hitam. Sisanya adalah orang-orang kulit kuning dengan mata sipit. Aneh juga ya, di US ada distrik yang didominasi oleh Chinese seperti ini. Ketika melewati depan Flushing Hospital, saya sempat melongok ke dalam dan melihat hampir semua pasiennya adalah Chinese, tenaga non medisnya Chinese dan papan nama dokternya pun didominasi oleh nama-nama Chinese. Di depan rumah sakit banyak bangunan semacam ruko yang digunakan untuk praktek dokter spesialis, mulai dari gigi, obgyn, cancer dan gastro sampai dokter psikiatri. Fenomena ini menarik ya, kerbau emang kumpulnya ama kerbau dan kambing ama kambing. Manusia ternyata mengikuti fenomena alamiah seperti ini. Walaupun tinggal di negeri multi ras seperti Amerika, maka orang lebih senang berkumpul dengan kelompok rasnya. Kalau sudah dalam komunitas seperti ini saya yakin pemerintah Amerika akan sulit membedakan mana yang legal dan mana yang illegal. Tapi tampaknya memang pemerintah Amerika menutup sebelah mata terhadap illegal immigrant karena membutuhkan tenaga kerja nurah untuk jenis-jenis pekerjaan kasar. Apabila hanya mengandalkan legal working, bagaimana Amerika sebagai suatu negara bisa "bersaing" dengan negara-negara lain yang lebih murah. Malam ini kami menghabiskan waktu dengan keliling-keliling di daerah 5th Avenue. Kami makan malam di TGI Friday sebelum kembali ke hotel jam 12 malam.